Senin, 03 Agustus 2009

Perempuan dan Ketertipuan




Sobat muda, kondisi perempuan saat ini kalau dilihat secara kasat mata mungkin terlihat gemerlap, penuh warna-warni. perempuan sudah banyak tampil di muka. menjadi perempuan karir, aktif disana sini, dsb. tapi ,kalau kita menukik lebih dalam, sebenarnya ada banyak fenomena dimana sesungguhnya perempuan telah tertipu. secara tidak sadar mereka dieksploitasi, yang perlahan-lahan akan semakin menghilangkan sisi-sisi kewanitaan mereka dan lepas dari perannya sebagai perempuan yg sebenarnya.

Kita lihat bagaimana perempuan dengan mudah digiring kesana kemari, hanya menampilkan fisik belaka ataupun kalau tidak, terkungkung dalam keterbelakangan yg membuat mereka lambat mengantisipasi sesuatu. Ia hanya sibuk dengan persoalan-persoalan yg bukan inti dan tidak mendasar.

Nah, Mengapa itu bisa terjadi ? Dan, Bagaimana cara mengatasinya ?

Mm.. ditunggu ya jawaban dan masukannya..^_^

wassalam

Admin

Minggu, 02 Agustus 2009

Malu itu adalah sebagian dari Iman

Dari Mas'ud Uqbah bin Amr Al-Anshari Al-Badri ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda;
"Sesungguhnya sebagian yang masih diingat orang dari ajaran para nabi terdahulu adalah, 'jika tidak malu, berbuatlah sesukamu'." HR. Bukhori

Jika makna malu adalah mencegah dari melakukan sesuatu yang tercela, maka seruan untuk memiliki malu pada dasarnya adalah seruan untuk mencegah segala kemaksiatan dan kejahatan. Di samping itu rasa malu adalah ciri khas dari kebaikan, yang senantiasa diinginkan oleh manusia. Mereka melihat bahwa tidak memiliki rasa malu adalah kekurangan dan suatu aib.

Rasa malu merupakan bagian dari kesempurnaan iman. sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi,
"Malu adalah bagian dari keimanan," juga haditsnya yang lain, "Rasa malu selalu mendatangkan kebaikan." HR. Bukhori dan Muslim

Pada dasarnya Islam dalam keseluruhan hukum dan ajarannya, adalah ajakan yang bertumpu pada kebaikan dan kebenaran. Juga merupakan seruan untuk meninggalkan setiap hal yang tercela dan memalukan.

Wallohua'lam Bishshowab

Wassalam

Admin

Sabtu, 01 Agustus 2009

Menata Amal Meraih Berkah

"Hai orang2 yang beriman, penuhilah seruan Alloh dan seruan Rasul. apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu....."

Beruntunglah hamba2 Alloh yang senantiasa menyegarkan imannya. Hatinya hidup, cenderungdan berpaut dengan segala kebaikan. semakin tinggi tingkat mutu amalnya kian kuat kecintaannya pada Alloh SWT.

Bagaikan sayap, amal2 mengangkatnya terbang ke tempat yang paling tinggi. Hingga, bagaikan tak ada jarak antara dirinya dan Yang Maha Tinggi.

Seseorang yang bersegera menunaikan amal ibadah kadang punya dua makna. Boleh jadi karena memang buah kesadaran betapa besarnya pahala bersegera menunaikan ibadah. Hati hamba Alloh ini begitu berpaut dengan sebuah kecintaan yang teramat tinggi. Dan tak ada sesuatu apapun di dunia ini yang menandingi. Itulah ungkapan cinta seorang hamba kepada Yang Maha Pecinta.

Namun, ada makna lain yang mungkin kuat menghinggap. Seseorang bersegera menyambut panggilan tugas dari Alloh bukan karena kesadaran. Tapi, lebih karena keinginan untuk bersegera melepas diri dari beban kewajiban. Dengan bersegera itu, ia bisa lebih fokus ke urusan dunia dan tidak lagi direpotkan dengan urusan ibadah.

Dua makna itu begitu tipis. Hampir tak seorang pun bisa membedakan. Hanya Alloh yang tahu bagaimana hat berbicara. Dan Dialah yang akan menilai, bagus atau buruk nilai seorang hamba. Benarkah karena kerinduan ingin membuktikan cinta pada Yang Maha Rahman. Atau, karena ada urusan lain.

red. Sandra Jr